Kalimantan, geografyi.com – Pulau Borneo atau Pulau Kalimantan menjadi satu-satunya pulau di dunia yang wilayahnya terbagi untuk tiga negara sekaligus: Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Fenomena geografis ini membuat Borneo memiliki posisi unik baik secara sejarah maupun geopolitik.
Dengan luas sekitar 748.168 km², Borneo merupakan pulau terbesar ketiga di dunia. Indonesia menguasai sekitar 73% wilayahnya melalui lima provinsi di Kalimantan, Malaysia mengelola sekitar 26% melalui Sabah dan Sarawak, sedangkan Brunei menjadi negara terkecil dengan hanya sekitar 1% bagian pulau.
Selain pembagian politik yang unik, Borneo dikenal memiliki hutan hujan tropis berusia sekitar 140 juta tahun—dua kali lebih tua dari Hutan Amazon. Keragaman hayati dan ekosistemnya yang kompleks menjadikan Kalimantan sebagai salah satu kawasan ekologis terpenting dunia.
Jejak Sejarah: Dari Perdagangan Kuno hingga Kesultanan Besar
Bukti arkeologis menunjukkan manusia modern telah mendiami Borneo sejak 46.000 tahun lalu, terlihat dari lukisan gua di Lubang Jeriji Saleh, Kalimantan Timur. Perdagangan dengan India, Jepang, dan Tiongkok sudah berlangsung sejak abad pertama Masehi. Sarawak bahkan menjadi pusat perdagangan penting pada abad ke-6 hingga ke-13.
Kerajaan Kutai Martadipura menjadi kerajaan Hindu tertua di pulau ini sekitar abad ke-4. Pada abad ke-14, Majapahit tercatat hampir menguasai seluruh pesisir Borneo, disusul kejayaan Kesultanan Brunei pada abad ke-15 hingga ke-17, yang menguasai jalur perdagangan rempah paling strategis.
Kedatangan Eropa dan Awal Terpecahnya Borneo
Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda datang bergantian ke Borneo sejak abad ke-16. Spanyol sempat berperang dengan Brunei dalam Perang Kastilia tahun 1578, tetapi gagal menaklukkan kesultanan tersebut.
Pada abad ke-17 dan 18, Inggris dan Belanda mulai menguatkan pengaruhnya. Penurunan kekuasaan Brunei membuat sebagian wilayahnya diserahkan kepada tokoh Inggris James Brooke pada 1842. Brooke kemudian mendirikan Dinasti White Rajahs yang memerintah Sarawak selama satu abad.
Ekspansi Inggris semakin meluas, hingga Sultan Brunei meminta perlindungan pada 1888. Hasilnya, Brunei menjadi protektorat Inggris. Di sisi lain, wilayah selatan Borneo berada di bawah kendali Hindia Belanda setelah Perjanjian Inggris–Belanda 1824 menetapkan batas kekuasaan kedua negara kolonial tersebut.
Menuju Kemerdekaan: Lahirnya Tiga Negara Berbeda
Setelah Perang Dunia II berakhir dan Jepang tersingkir dari Borneo, Inggris dan Belanda berusaha memulihkan pengaruh. Namun gelombang nasionalisme tumbuh kuat:
-
Indonesia memperoleh kedaulatan pada 1949, dan sejak 1950 wilayah Borneo Belanda resmi menjadi bagian dari Republik Indonesia.
-
Malaysia terbentuk pada 1963, mencakup Sabah dan Sarawak. Brunei sempat ditawari bergabung namun menolak.
-
Brunei Darussalam tetap menjadi protektorat Inggris hingga meraih kemerdekaan penuh pada 1 Januari 1984.
Jika Brunei memutuskan bergabung dengan Malaysia, Borneo saat ini hanya akan terbagi menjadi dua negara, bukan tiga seperti kondisi unik yang terjadi sekarang.

Social Footer