Lokasi terdampak terparah berada di kawasan Lubuk Minturun, Padang, tempat sejumlah jenazah ditemukan dalam kondisi tertimbun berat akibat banjir bandang yang menerjang tanpa memberi waktu bagi warga untuk menyelamatkan diri. Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah itu selama beberapa jam memicu luapan sungai, pergeseran tanah, serta runtuhan tebing yang menghantam permukiman.
Juru bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, melaporkan bahwa para korban berasal dari Kota Padang, Kabupaten Agam, dan Pasaman Barat. Ia menegaskan bahwa jumlah korban meninggal masih mungkin bertambah, mengingat laporan warga hilang terus masuk dari beberapa titik yang aksesnya belum sepenuhnya terbuka. “Tim masih melakukan pencarian di sejumlah daerah yang tertutup lumpur dan kayu besar. Situasi di lapangan sangat dinamis,” ujarnya.
Pemerintah daerah bersama aparat TNI, Polri, Basarnas, dan relawan kini fokus pada evakuasi, pendataan korban, serta pemetaan ulang kawasan berisiko tinggi. Sejumlah warga yang terdampak telah direlokasi sementara ke posko-posko darurat, meski ketersediaan logistik masih perlu diperkuat.
Hingga laporan ini disusun, kondisi cuaca masih menjadi ancaman serius. BMKG memperingatkan potensi hujan lebat yang dapat memicu bencana susulan. Para petugas di lapangan harus bekerja cepat, mengingat setiap jam yang berlalu memperkecil kemungkinan menemukan korban dalam kondisi selamat.
“Prioritas kami adalah membuka akses, memastikan keamanan tim, dan menemukan seluruh korban yang belum terdata,” kata Ilham Wahab menutup penjelasannya.
Red GEOGRAFLYI


Social Footer